Tuesday 21 February 2017

makalah manajemen SDM



PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN MASALAH-MASALAH MSDM
Makalah
Di susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen pengampu : Drs. Abdul Wahid M,Ag

Disusun oleh :
Yulia Nurul Maulida      (1403036013)
M Fatwa Auliya             (1403036032)
Putri Nafah Shella                   (1403036035)
Fuadi Azhar                   (1403036045)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan sering kita dengar dalam organisasi, lembaga maupun instansi pendidikan. Selain pengembangan juga kita butuh pelatihan agar lembaga tersebut bisa berjalan dengan efektif, pelatihan dan pengembangan sangat diperlukan terutama bagi instansi pendidikan, dengan adanya pelatihan maka semua organisasi/lembaga pendidikan berkembang menjadi lebih efektifitas dan bisa meningkatkan mutu sekolah tersebut. Dengan demikian sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam hal ini.
B.     Rumusan Masalah
1)      Apa Arti dan Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
2)      Apa Prinsip-prinsip Pelatihan dan Pengembangan ?
3)      Apa Tahapan Pelatihan dan Pengembangan ?
4)      Apa Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
5)      Apa Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
6)      Apa Evaluasi Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
7)      Apa Masalah-masalah MSDM ?
8)      Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
9)      Apa Peranan MSDM Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan?


       I.            PEMBAHASAN
1.      Arti dan Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan meliputi pendidikan dan latihan untuk meningkatkan ketrampilan kerja baik teknis maupun managerial.[1]
Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, ketrampilan, dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan. Proses pelatihan dan pengembangan dilaksanakan baik bagi karyawan baru maupun lama.
Perusahaan yang berkeinginan agar para karyawannya dapat bekerja lebih efektif dan efisien tidak boleh mengabaikan pelatihan dan pengembangan. Pelatihan dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tuntutan-tuntutan baru atas sikap, perilaku, ketrampilan, dan pengetahuan.
Secara teoretis istilah pelatihan berbeda pengertian dengan pengembangan. Definisi, pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek bagi para karyawan operasional untuk memperoleh ketrampilan teknis operasional secara sistematis. Sedangakan pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang bagi para karyawan manajerial untuk memperoleh penguasaan konsep-konsep abstrak dan teoretis sistematis.[2]
Pengembangan adalah fungsi operasional kedua dari manajemen sumber daya manusia. Pengembangan karyawan baru atau lama perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Untuk dapat melaksanakan pengembangan dengan baik, terlebih dahulu harus ditetepkan suatu program pengembangan karyawan. Program pengembangan karyawan ini hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan saat ini maupun untuk masa depan. Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik, dan mencapai hasil yang optimal.
Pengembangan ini semakin dianggap penting manfaatnya, karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap personel perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas, dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan baik non karier maupun karier bagi karyawan baru atau lama melalui latihan dan pendidikan.[3]
Pengembangan (development) merupakan kesempatan belajar untuk membantu individu/ pegawai dapat berkembang dalam jangka panjang. MenurutNoe, pengembangan dapat berupa pendidikan formal, pengalaman kerja, hubungan interpersonal atau penilaian personaliti serta kemampuan untuk membantu pegawai mempersiapkan masa depan. Pengembangan karyawan tidak harus berkaitan dengan tugas saat ini (Noe, 2002: 282). MenurutBernardin (2003: 164), pengembangan (development) merupakan kesempatan pembelajaran yang didesain untuk membantu karyawan dapat berkembang. Pengembangan ini tidak terbatas hanya peningkatan kinerja untuk pekerjaan saat ini. Fokus pengembangan adalah jangka panjang dan untuk membantu individu mempersiapkan pekerjaan masa depan. Dengan demikian mode pengembangan adalah kegiatan belajar untuk pengembangan individu, tetapi tidak harus berhubungan dengan tugas khusus untuk masa kini. Jadi, pengembangan (development) pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan atau mempersiapkan karyawan pada masa depan dan tidak selalu terkait dengan pekerjaan atau jabatan saat ini melalui berbagai bentuk kegiatan pengembangan.[4]
Dalam pembahasan tentang pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) (Human Resources Development) tersebut, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli di bidang manajemen. Gouzali (2000: 496) mengemukakan sebagai berikut.
Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi, agar pengetahuan (Knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat mempebaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan imu dan teknologi yang digunakan oleh organisasi.[5]
Dengan demikian, pengembangan SDM merupakan sebuah cara efektif untuk menghadapi tantangan-tantangan, termasuk ketertinggalan SDM serta keragaman SDM yang ada dalam organisasi, perubahan teknik kegiatan yang disepakati dan perputaran SDM. Dalam mnghadapi tantangan-tantangan diatas, Unit Kepegawaian/ Personalia/ SDM dapat memelihara para SDM yang efektif dengan program pengembangan SDM. Pentingnya organisasi melakukan investaasi peralatan kapital untuk tetap kompetitif dan menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, namun peraltan kapital tidak dapat beroprasi secara efisien bila para SDM-nya tidak kapabel dan terampil. Ini semakin penting untuk ditekankan, bila kita menyadari bahwa perubahan teknologi terjadi sangat cepat usang atau investasi dalam teknologi hanya memberikan keunggulan kompetitif terbatas karena machines don’t make things, people do.
Konsekuensi logis untuk membuat organisasi mempunyai daya kompetitif yang lebih berkelanjutan (sustainable) dan lebih sulit untuk ditiru, investasi dalam sumber daya ekonomi yang paling berharga yaitu manusia, tidak dapat ditunda-tunda lagi. Semakin disadari bahwa ancaman nyata terbesar terhadap stabilitas perekonomian kita adalah angkatan kerja yang tidak siap (workforce illeguipped) untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan.
Senada dengan uraian tentang pengembangan SDM di atas, Hariandja (2002: 168) mengemukakan dengan istilah “pelatihan dan pengembangan pegawai”, yaitu sebagai berikut.
“Pelatihan dan pengembangan adalah merupakan 1 kesatuan dan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,dan kemampuan pegawai. Tetapi pelatihan dan pengembangan secara konseptual dapat juga mengubah sikap pegawai terhadap pekerjaan. Hal ini disebabkan pemahaman pegawai terhadap pekerjaannya juga berubah, karena sikap seseorang memiliki elemen-elemen kognitif yaitu keyakinan dan pengetahuan seseorang terhadap suatu objek tersebut sebagai akibat dari pengetahuan dan keyakinannya, dan kecenderungan tindakan terhadap objek tersebut,sehingga pengetahuan yang diperoleh akan dapat mengubah sikap seseorang. Akan tetapi, pelatihan dapat juga dilakukan secara khusus untuk mengubah sikap pegawai dalam upaya meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja bilamana dibutuhkan.”
Berdasarkan uraian tersebut, yang peru diberikan analisis lebih dalam adalah bahwa organisasi yang berkualitas selalu berupaya menciptakan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai atau meningkatkan jenjang karier yang sesuai dengan kapasitas, kualitas dan dedikasi pegawai demi kontribusi dan prestasi kerja yang prima.[6]
Pelatihan dan pengembangan memiliki kontribusi besar dalam organisasi karena dapat berfungsi sebagai agent of change terhadap individu dalam organisasi. Pelatihan dan pengembangan dapat menjadi media atau wahana untuk melakukan transfer atau internalisasi nilai-nilai strategis organisasi, membangun budaya organisasi, kompetensi inti organisasi kepada anggota atau inividu. Dalam konteks fungsi Pertama, pelatihan dan pengembangan mrupakan upaya menyelaraskan antara kompetensi individu dengan strategi organisasi ataupun kompetensi organisasi.Kedua, pelatihan dan pengembangan dapat berfungsi sebagai perbaikan kinerja individu dalam organisasi.Pelatihan dan pengembangan dalam konteks ini merupakan wahana atau media untuk melakukan injeksi semangat atau mendongkrak kinerja sejalan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.Peatihan dilakukan sebagai solusi terhadap problema kinerja individu dan kerja organisasi.
Dalam perspektif praktik manajemen SDM, sering kali dijumpai upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan dngan berbagai penyebutan, yaitu : pendidikan (education), pelatihan (training) dan pengembangan (development).Bahkan, akhir-akhir ini muncul istilah pemberdayaan (empowerment).Keempat terminology tersebut sering kali diartikan sebagai upaya meningkatkan kualitas SDM.
Pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian integral dari manajemen SDM  memiliki peranan yang strategis dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi. Dalam arti luas, pengembangan sumber daya manusia secara substansi dipahami sebagi poses peningkatan potensi atau kemampuan, kompetensi dan karier dari pegawai yang bersangkutan. Dimensi pengembangan, di samping peningkatan potensi rasio (pemikiran, logika, IQ, rasa, emosi atau EQ kompetensi), juga mencakup peningkatan etik dan moralitas atau spiritual quotience (SQ).
Dimensi kompetensi memiliki unsur : pengetahuan, skill, konsep diri, dorongan dan sifat, motivate dan trait. Kompetensi merupakan salah satu  komponen pembentuk profesional. Profesional merupakan kesanggupan melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Dimensi lain dari profesional adalah motivasi dari pegawai itu sendiri. Komponen eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi adalah : kesejahteraan, lingkungan organisasi, system penghargaan, kepastian arah pengembangan karier, dan lain-lain. Factor penggerak motivasi, di samping disebabkan variabel eksternal, juga variabel internal manusia.
Pelatihan dan pengembangan SDM dengan bertumpu pada perilaku atau kompetensi perlu dilakukan dengan basis ESQ (Emotion Spiritual Quotince).Pendekatan kompetensi atau perilaku dipandang akanlebih mendorong kesuksesan SDM dari sisi perilaku, sedangkan ESQ merupakan komponen dari etik dan moralitas. Dimensi logika, kompetensi dan etik serta moralitas, ketiga-tiganya harus diberikan perhatian dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia.Model atau pendekatan untuk meningkatkan ketiga potensi tersebut adalah dengan pendidikan (education), pelatihan (training) dan pengembangan (development) serta pemberdayaan (empowering).[7]
2.      Prinsip-prinsip Pelatihan dan Pengembangan
1.      Motivasi
Semakin tinggi motivasi seseorang semakin cepat dan sungguh-sungguh ia akan mempelajari suatu ketrampilan atau pengetahuan baru.
2.      Laporan Kemajuan
Terdapat hubungan antara kekhususan serta banyaknya informasi kemajuan dengan kecepatan serta efektivitas belajar. Tetapi perlu dijaga jangan sampai diberikan informasi terlampau banyak ataupun informasi yang mungkin dapat disalah tafsirkan.
3.      Peneguhan
Apabila suatu ketrampilan telah dipelajari hasilnya hendaknya diperkuat dengan cara memberi penghargaan dan hukuman.
4.      Latihan
Untuk dapat menguasai secara efektif sesuatu ketrampilan, pengetahuan atau sikap, partisipasi aktif seseorang merupakan sesuatu yang esensial. Jarak waktu antara masa-masa latihan yang diatur secara cermat dan tepat sangat menunjang efektivitas belajar.
5.      Keseluruhan utuh versus per bagian
Semakin lama dan kompleks sesuatu pekerjaan semakin tepat untuk mengajarkannya bagian per bagian yang diajarkan. Dari yang telah diketahui ke yang belum diketahui, dari yang mudah ke yang sulit.
6.      Perbedaan-perbedaan individual
Orang per orang berbeda dalam kecerdasan dan bakat. Oleh karena itu, pelatihan yang paling efektif ialah yang menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas dengan kemampuan individual para peserta.[8]
3.      Tahapan Pelatihan Dan Pengembangan
Program pelatihan mempunyai tiga tahap aktifitas yang mencakup;
1)      Penilaian kebutuhan pelatihan (need assessment) merupakan proses penentuan kebutuhan pelatihan yang dilakukan secara sistematis dan obyektif,  tujuannya adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkannya atau tidaknya program pelatihan.
2)      Pengembangan program pelatihan (development), ada 2 kategori dalam mengklasifikasikan metode pelatihan yaitu ;
a)      Informational methods, metode yang menggunakan pendekatan satu arah, dimana informasi disampaikan kepada peserta pelatihan oleh para pelatih. Metode ini cocok untuk mengajarkan materi factual, keterampilan dan sikap.
b)      Experimental methods, metode ini mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel, lebih dinamis baik dengan instruktur maupun peserta langsung menggunakan alat-alat yang tersedia. Metode ini digunakan untuk mengajarkan kemampuan kognitif dan phisikal serta kecakapan. Metode ini bertujuan untuk merancang lingkungan pelatihan dan metode-metode pelatihan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan.
3)      Evaluasi program pelatihan (evaluation). Untuk menilai efektivitas pelatihan dapat dievaluasi dengan menggunakan indikator;
a)      Reaksi, seberapa baik peserta menyenangi pelatihan
b)      Belajar (learning) seberapa jauh para peserta mempelajari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan pendekatan-pendekatan dalam sebuah latihan
c)      Hasil-hasil (organizational) seberapa jauh perilaku pegawai berubah karena pelatihan dan apakah ada kenaikan produktivitas atau penurunan yang telah dicapai, dan
d)     Efektivitas biaya untuk mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan untuk program pelatihan dan apakah besarnya biaya pelatihan sebanding dengan tujuan program pelatihan.  Intinya bertujuan untuk menguji dan menilai apakah program-program pelatihan yang telah dijalani secara efektif mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan.[9]
 Menurut Jucius training meliputi:[10]
a)      On-the-job training (latihan di tempat kerja)
Latihan dilakukan ditempat kerja. Sedangkan pelatihan tersebut terselenggara melekat dengan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Pemberi latihan adalah pegawai yang sudah cukup lama dan berpengalaman di bidangnya.
b)      Vestible training
Metode pelatihan ini berupa kursus singkat yang direkayasa sehingga kondisi dan fasilitas kursus mendekati situasi kerja yang sebenarnya. Kursus dilakukan secara terpisah dengan tempat kerja, dan memerlukan instruksi kusus.
c)      Apprenticeship training (magang)
Pegawai baru dimagangkan pada seseorang yang ahli dalam bidang tertentu. Para magang bekerja dan berlatih di bawah pengawasan langsung ahli tersebut. Biasanya metode ini digunakan untuk jenis pekerjaan yang menggunakan skill tinggi.
d)     Internship training
Program pelatihan yang dilakukan sebuah lembaga perusahaan atau instansi pemerintahan, untuk memberikan latihan kepada para siswa atau mahasiswa. Peserta yang lulus dengan predikat baik dapat memperoleh kesempatan untuk bekerja pada instansi atau perusahaan tersebut.
e)      Learner training (training siswa)
Terkadang perusahaan dihadapkan dengan permasalahan banyaknya tumpukan tugas yang perlu segera diselesaikan. Sedangkan pekerjaan tersebut memerlukan tenaga setengah terampil dalam jangka pendek. Oleh karena itu perusahaan mengirimkan sejumlah tenaga kerja terampil untuk mengikuti pelatiha yang diadakan pada sekolah kejuruan tertentu.
f)       Outside course
Merupakan metode training yang dilakukan oleh suatu lembaga professional bekerjasama dengan suatu perusahaan tertentu.
g)      Retraining and upgrading
Metode training ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ketrampilan pegawai untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang senantiasa berubah dan berkembang. Dengan demikian kebutuhan tenaga yang sesuai perkembangan teknologi dan lingkungan dapat terpenuhi.
h)      Metode Pengembangan
Metode utama dalam program pengembangan SDM, yang sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa organisasi diantaranya;[11]
·         Off-site dan on-site yang dirancang secara khusus untuk karyawan organisasi
·         Short course yang ditawarkan oleh lembaga konsultan atau universitas
·         Executive MBA program
·         University program dimana peserta datang ke suatu universitas.

4.      Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
1.      Produktivitas, produktivitas karyawan akan meningkat kualitas dan kuantitas produksi semakin baik.
2.      Efisiensi, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga waktu, bahan baku dan mengurangi arusnya mesin-mesin pemborosan berkurang, biaya produksi semakin kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
3.      Kerusakan, bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi mesin-mesin karena karyawan semakin trampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
4.      Moral, dengan pengembangan maka moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan ketrampilan sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.[12]
Menurut Sikula (1981) ada 8 macam tujuan pengembangan SDM, yaitu sebagai berikut :
a.       Productivity, dicapainya produktivitas pegawai dan organisasi.
b.      Quality, meningkatkan kualitas produk.
c.       Human resources planning, melaksanakan perencanaan SDM.
d.      Moral, meningkatkan semangat dan tanggung jawab pegawai.
e.       Indirect compensation,meningkatkan kompensasi secara tidak langsung.
f.       Health and safety, memeihara kesehatan mental dan fisik.
g.      Obsolescence prevention, mencegah menurunnya kemampuan pegawai.
h.      Personal growth, pertumbuhan kemampuan personel secara individu pegawai.[13]
5.      Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia
Ada beberapa pendapat dari para ahli yaitu, Tiptoherijanto (2000:4) mengemukakan sebagai berikut: human resource development for government officer is started since the recruitment until the end of their service as government officer”. Berdasarkan uraian tersebut di atas, berikut ini dapat dikemukakan bahwa sebelum rekrutmen, ada tahap penyusunan formasi yang dasarnya adalah pemetaan jabatan yang menekankan dua sisi, yaitu berapa karyawan/ pegawai dan tugas-tugasnya apa. Kalau suatu unit tidak ada kegiatan, tiap tahun tidak sama, maka dalam penyusunan formasi perlu adanya pemetaan jabatan. Pelaksanaan formasi selama ini didasarkan dari kegiatan unit yang ada, contohnya unit pendidikan dan  pelatihan. Apabila kebijakan pendidikan dan pelatihan tahun depan berkurang, maka jumlah pegawainya dapat dipindahkan ke tempat lain dan tidak memerlukan formasi lagi.
Sementara bagi unit sesuai visi misinya pada tahun-tahun mengalami kenaikan intensitas kegiatannya, maka dapat menerima limpahan dari unit lain, dan bila tidak memadai baru melakukan rekrutmen.Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dimulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil.Secara prinsip, pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi dan lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.Selanjutnya Hasibuan, (2005: 72) mengemukakan dengan istilah jenis-jenis pengembangan pegawai/ karyawan yaitu pengembangan secara informal dan formal.
a)      pengembangan secara informal, yaitu karyawan/ pegawai atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literature yang ad hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan secara infomal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi oganisasi Karen prstasi kerja karyawan semakin besar, di samping efisiensi dan produktivitasnya juga smakin baik.
b)      pengembangan secara formal,yaitu karyawan/pegawai ditugaskan organisasi untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan oleh organisasi maupun yang dilakukan lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan. Pngembangan secara formal dilakukan organisasi karena tuntutan organisasi saat ini atau masa akan dating, yang sifatnya non karier atau peningkatan karier seorang karyawan.
Selanjutnya, Sedarmyanti (2008: 167) mengemukakan berkaitan dengan ruang lingkup pengembangan SDM adalah sebagai berikut.:
“Ditinjau dari masa pelaksanaannya, pelatihan sebagai bagian dari tugas pengembangan, dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1)      service training (pelatihan pra tugas) adalah pelatihan yang diberikan kepada clon karyawan yang akan mulai bekerja, atau karyawan bru uang bersifat pembekalaan, agar mereka dapat melaksanakan tugas yang nantinya dibebankan kepad mereka.
2)      In service trining (pelatihan dalam tugas) adalah pelatihan dalam tugas yang dilakukan untuk karywan yang sedng bertugas dalam organisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan.
3)      Post servive training (peatihan purna/ pasca tugas) adalah pelatihan yang dilakukan organisasi untuk mmbantu dan mempesiapkan karyawan dalam menghadapi pension, misalnya pelatihan wirausaha.”
Sedangkan ruang lingkup pengembangan pegawai menurut Hani (2001: 104) adalah sebagai berikut:
“Pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas (dibandingkan dengan latihan) dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat-sifat kepribadian.Kegiatan pengembangan biasanya merupakan tanggung jawab unit personalia dan penyelia langsung.”Menurut Ambar, et al. (2009: 220) bahwa pengembangan (development) adalah dalam lingkup mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri pegawai.
Pengembangan pegawai merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu organisasi.Pengembangan pegawai (human resource development) di sini merupakan investasi jangka panjang, namun merupakan ini merupakan pengeluran biaya yang ditujukan untuk memperbaiki kapasitas produktif dari pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian, organisasi akan memiliki kekuatan kompetitif, dan menjadi lebih sulit untuk ditiru sehingga organisasi mampu bersaing secara kompetitif.[14]
6.      Evaluasi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, sebaiknya dilakukan evaluasi, yang mencakup hal-hal berikut :
1.      Organisasi terhadap proses, yang meliputi :
a.       Organisasi penyelenggaraan diklat, misalnya : administrasinya, konsumsinya, ruangannya, para petugasnya dan sebagainya.
b.      Penyampaian materi diklat, misalnya : relevansinya, kedalamannya, pengajarnya dan sebagainya.
2.      Evaluasi terhadap hasilnya, yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat.
Cara melakukan evaluasi ini dapat secara formal dalam arti dengan mengedarkan kuisioner yang harus diisi oleh peserta diklat. Tetapi juga dapat dilakukan secara informal, yakni melalui diskusi antara peserta dengan panitia.[15]
7.      Masalah-Masalah MSDM
1.      Aspek ekonomi dan aspek human tenaga kerja
Dalam rumusan ekonomi, tenaga kerja adalah penduduk usia produktif yang bekerja atau mencari kerja. Percepatan perubahan teknologi kerja ataupun teknologi informasi dan teknologi komunikasi membuat permasalahan tenaga kerja tidak dapat lagi dipecahkan sebagai permasalahan ekonomi pasar kerja, ekonomi tenaga kerja, ekonomi angkatan kerja, ataupun ekonomi makro.
Peningkatan kualitas manusia mencakup 3 fungsi, yaitu mengembangkan kemampuan kreatif berkelanjutan, pengayaan dan pelestarian nilai moral, dan peningkatan kemampuan produktifnya.
2.      Problem sosial
Kemiskinan, pengangguran, tindak kekerasan, konflik antar kelompok, kepadatan penduduk, polusi, dan kurang pendidikan merupakan contoh-contoh problem social. Miskin, pengangguran, dan kurang pendidikan bagi yang bersangkutan merupakan problem kehidupannya. Polusi bagi industry sebagai sesuatu yang tak terhindarkan, karena memberikan layanan bagi konsumen. Polusi bagi kehidupan lingkungan menjadi problem yang mengganggu kesehatan masyarakat dan membahayakan pelestarian lingkungan.
                          Problem sosial tersebut dapat dipecahkan demgan tataran individual. Miskin, menganggur, dan kurang pendidikan sebagai problem kehidupan seseorang diatasi dengan belajar giat, kerja keras, dan berhemat. Bagaimana mau belajar giat kalau tidak mampu membayar biaya pendidikan. Memerlukan pemecahan tataran yang kedua, yaitu adanya lembaga yang mau membiayai pendidikan. Lembaga mungkin hanya mau membantu bila yang bersangkutan memang sangat miskin, atau memang terbukti mampu belajar giat dengan prestasi bagus. Bagaimana mau berhemat, bila upah yang diterimanya tidak dapat memenuhi kebutuhan minimal kehidupannya. Memerlukan pemecahan tataran ketiga, yaitu : dibuatnya peraturan tentang upah minimum.
Industry dan kepadatan penduduk yang mengakibatkan polusi udara, polusi air, dan polusi lainnya tidak dapat dipecahkan efektif secara individual, ataupun kelembagaan, melainkan memerlukan pemecahan sistemik. Diperlukan peraturan dan sanksi sosial terhadap problem sosial sistemik.[16]
Masalah-masalah yang sering terjadi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dibagi menjadi 4 aspek.
1.      Aspek praktik dan kebijakan organisasi, terdiri dari:
a.       Penempatan pegawai pada pekejaan yang tidak tepat
b.      Ketidaktepatan pelatihan kerja
c.       Ketidaktepatan praktik-praktik kepegawaian
d.      Kebijakan standar pekerjaan yang tidak tepat
e.       Perhatian terhadap kebutuhan pegawai kurang
f.       Tidak jelasnya hubungan kerja
g.      Belum jelasnya job description.
2.      Aspek probem personal terdiri dari:
a.       Stres pegawai
b.      Masalah hubungan pegawai
c.       Kekurangan finansial
d.      Problem emosional (depresi, ketakutn dan lain-lain
e.       Konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga
f.       Keterbatasan fisik
g.      Masalah etika kerja yang rendah
h.      Masalah keluarga lain
i.        Usaha yang rendah
j.        Belum dewasa
k.      Pecandu alkohol dan minuman keras
l.        Problem kesehatan.
3.      Aspek  perhatian pekerjaan meliputi:
a.       Kurangnya kesempatan berkembang
b.      Kondisi kerja tidak aman
c.       Ketidakcukupan peralatan dan material
d.      Ketidakmampuan menghasilkan kinerja
e.       Rendahnya skill (keterampilan, pendidikan)
4.      Aspek factor eksternal antara lain:
a.       Penurunan industry dan kompetisi
b.      Hambatan yuridis
c.       Konflik antara standar etika dengan tuntutan kerja
d.      Manajemen konflik.[17]

8.      Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Menurut Martoyo (1994: 60), manfaat atau faedah suatu program pngembangan SDM pegawai dalam suatu organisasi, yang jelas adalah dengan pengembangan pegawai tersebut pegawai lebih mudah melaksanakan tugasnya, sehingga akan lebih positif dalam menyumbang tenaga dan pikiran bagi organisasi.
Sedangkan Gouzali (2000: 50) ada 8 manfaat yang diperoleh dengan kegiatan pengembangan SDM :
a.       Organisasi akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekarang.
b.      Organisasi akan mempunyai SDM yang selalu tampil meyakinkan dalam melaksanakan pekerjaan.
c.       Organisasi akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaan masa depan.
d.      Program organisasi tidak akan pernah ketinggalan dari para pesaingnya.
e.       Organisasi dapat meningkatkan prestasi pegawai secara individual maupun kelompok.
f.       Mekanisme organisasi lebih fleksibel dan tidak kaku dalam menggunakan teknologi baru.
g.      Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien.
h.      Organisasi dapat mmpersiapkan pegawai-pegawai untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Bahkan Mangkuprawira (2003: 136-137) mengemukakan 23 manfaat pelatihan dan pengembangan SDM, yaitu:
a.       Mengarahkan kemampuan dan/ atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada keuntungan.
b.      Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat perusahaan/ organisasi.
c.       Memperbaiki moral pekerja.
d.      Membantu orang mengidentifikasi tujuan.
e.       Membantu menciptakan citra organisasi yang lebih baik.
f.       Membntu perkembangan kebenaran, keterbukaan dan keepercayaan.
g.      Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan.
h.      Membantu pengembangan organisasi.
i.        Belajar dari karyawan yang dilatih.
j.        Membantu dalam mempersiapkan petunjuk pekerjaan.
k.      Membantu dalam memahami dan melaksanakan kebijakan organisasi.
l.        Menyedikan informasi untuk kebutuhan masa depan dalam semua segi di organisasi.
m.    Organisasi mendapat keputusan yang lebih efektif dalam pemecahan masalah.
n.      Membantu dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
o.      Membantu agar terjadi penurunan biaya dalam banyak aspek, seperti produksi, personalia, administrasi dan sebagainya.
p.      Mengembangkan rasa tanggung jawab sejalan dengan kompetensi dan kemampuan dalam pengetahuan.
q.      Memperbaiki hubungan antara pekerja dan manajemen.
r.        Mengurangi biaya konsultasi dari pihak luar dengan memanfaatkan konsultan internal yang kompeten.
s.       Menstimulasi pengelolaan, pencegahan terjadinya banyak pemecatan.
t.        Mengurangi perilaku suboptimal, seperti menyembunyikan alat.
u.      Membantu dalam perbaikan komunikasi organisasi
v.      Membantu karyawan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada.
Membantu dalam mengatasi konflik dan mencegah stress dan tensi.[18]
9.      Peranan MSDM Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan
Upaya di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan secara terus menerus agar tidak tertingggal oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang begitu cepat. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di sekolah adalah faktor sentral dalam dunia pendidikan. Hal ini mengingat perannya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena sekolah dapat maju dan berkembang apabila dukungan SDM-nya baik. Oleh karena itulah, setiap sekolah yang ingin maju mutlak harus memperhatikan faktor SDM, serta mengelolanya secara optimal. Dengan kata lain dalam rangka meningkatka mutu pendidikan, maka MSDM sangat penting dilakukan di sekolah. MSDM ini merupakan merupakan teknik atau prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan SDM secara sistematis dan terarah dalam satu lembaga, termasuk di sekolah.
Pendayagunaan SDM di sekolah yang dilalukan secra efektif dan efisien akan mengoptimalkan pencapaian tujuan pendidikan sesuia yang diharapkan Jadi, faktor manusia merupakan faktor yang strategis dalam semua kegiatan di sekolah. Dengan usaha dan kreatifitas SDM yang baik, sekolah akan mencapai hasil yang baik pula. Keadaan ini mengandung pengertian bahwa SDM merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan. Dlam hal ini mencapai tujuan pendidikan dengan mutu yang baik.
Prinsip dasar yang harus dipegang berkenaan dengan MSDM diantaranya sebagai berikut:
1)      SDM merupakan bagian yang paling penting dalam upaya mengembangkan pendidikan di sekolah.
2)      SDM akan berdaya guna secar optimal apabila dikelola secara profesional.
3)      Pelaksanaan manajerial di sekolah akan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan di sekolah
MSDM pada intinya adalah kegiatan mengelola semua personil yang ada di sekolah agar dapat bekerja sama secara bersinergi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
Berkenaan dengan pentingnya MSDM dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dikemukakan oleh Uhar Suharsaputra sebagai berikut: “MSDM merupakan faktor yang akan menentukan pada kinerja organisasi, ketepatan pemanfaatan dan mengembangkan SDM serta mengintregasikannya dalam satu kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuan.
Panadangan tersebut sangat logis karena dalam proses MSDM tercakup program-program yang relevan dengan masalah mutu pendidikan. Menurut Lunenburg dan  Ornstein terdapat enam program dalam proses MSDM yaitu:
1)      Human resource planning
2)      Recrutment
3)      Selection
4)      Profesional Development
5)      Peformance appraisal
6)      Compensation
Ditegaskan oleh Uhar Suharsaputra, salah satu faktor yang amat menentukan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM melalui pendidika ada;ah tenaga pendidik (guru/dosen), melalui mereka pendidikan diimplementasikan dalam tataran mikro,ini berarti bahwa bagaimana kualitas pendidikan dan hasil pembelajaran akan terletak pada bagaimana pendidik melaksanakan tugasnya secara profesional serta dilandasi oelh nilai-nilai dasar kehidupan yang tidak sekedar nilai materil namun juga nilai-nilai transenden yang dapat mengilhami pada proses pendidikan ke arah suatu kondisi ideal dan bermakna bagi kebahagiaan hidup peserta didik, pendidik serta masyarakat secara keseluruhan.
Dari uraian di atas nampak jelas bahwa unsur SDM sangat berperan dalam pengembangan pendidikan yang bermutu, sehingga jelas untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan SDM yang profesional. Tanpa diupayakan melalui pengelolaan yang baik sudah barang tentu tidak akan tercipta SDM yang bermutu. Oleh karena itulah, untuk memperoleh SDM yang bermutu maka SDM yang ada di sekolah harus selalu diupayakan agar dapat meningkatkan profesionalisme kinerjanya
Sesuai dengan uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa peranan MSDM dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain adalah sebagai berikut:
1)      Berperan dalam meningkatkan kompetensi personil sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan profesi.
2)      Berperan dalam upaya pembinaan dan pengembangan personil, yakni melalui pendidikan dan pelatihan , maupun secara mandiri.
3)      Berperan dalam mempertahankan kontribusi personil dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
4)      Berperan dalam melindungi hah-hak personil, baik berupa gaji, perlindungan kesehatan, dan kesejahteraan lainnya.[19]
Pengembangan sumber daya manusia tujuannya untuk meningkatkat kualitas profesionalisme dan ketrampilan para karywan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Dengan mengembangkan kecakpan–kecakapan  karyawan dimaksudkan sebagai usaha dari pemimpin untuk menambah keahlian kerja tiap karyawan sehingga di dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat lebih efisien dan produktif. Oleh karena itu, instansi perlu terus melakukan pengembangan sumber daya manusia, karena investasi didalam pengembangan sumber daya manusia merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memperbaiki kapasitas produktuf dari manusia.[20]
Pelaksanaan pengembangan (training and education) harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan sebuah lembaga pendidikan. Program pengembangan ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, yaitu manajer personalia atau suatu tim. Dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan metode pelaksanaannya. Masing-masing metode tersebut memiliki kekhusususan untuk mencapai sasaran tertentu, diantaranya :
1)      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis dalam mengerjakan suatu tugas atau technical skill.
2)      Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil keputusan atau managerial sills dan conceptual skills.
Dalam penerapan metode pengembangan yang ditunjukan kepada guru dan karyawan pendidikan, diantaranya :
1)      On the Job
Metode pengembangan yang dilakukan dengan cara guru dan karyawan ditempatkan langsung ditempat kerjanya, misalnya di dalam kelas ataumicro teaching.
2)      Demonstration and Example
Metode pengembangan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengajar yang baik melalui contoh-contoh dengan media pembelajaran yang telah disediakan yang kemudian didemonstrasikan. Biasanya demonstrasi dilengkapi dengan gambar, teks, diskusi, video, dan lain-lain.
3)      Claasroom methodhs
Metode pengembangan dilakukan di pertemuan dalam kelas.

Jenis-jenis pengembangan dikelompokkan atas pengemangan secara informal dan pengembangan secara formal.
1)      Pengembangan secara informal, yaitu guru dan karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan ketrampilan dan keahliannya.
2)      Pengembanagn secara formal, yaitu guru dan karyawan ditugaskan dari pihak sekolah untuk mengikuti pendidikan dan latihan, baik yang dilakukan dari pihak sekolah itu sendiri maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan.[21]

    II.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, ketrampilan, dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan. Proses pelatihan dan pengembangan dilaksanakan baik bagi karyawan baru maupun lama.
2.       Prinsip-prinsip Pelatihan dan Pengembangan ?
a)      Motivasi
b)      Laporan kemajuan
c)      Penegyhan
d)     Latihan
e)      Keseluruhan utuh versus per bagian
f)       Perbedaan-perbedaan individual
3.       Tahapan Pelatihan dan Pengembangan ?
a)      Penilaian kebutuhan pelatihan (need assessment)
b)      Pengembangan program pelatihan
c)      Evaluasi program pelatihan
4.       Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
Menurut Sikula (1981) ada 8 macam tujuan pengembangan SDM, yaitu sebagai berikut :
a.       Productivity, dicapainya produktivitas pegawai dan organisasi.
b.      Quality, meningkatkan kualitas produk.
c.       Human resources planning, melaksanakan perencanaan SDM.
d.      Moral, meningkatkan semangat dan tanggung jawab pegawai.
e.       Indirect compensation,meningkatkan kompensasi secara tidak langsung.
f.       Health and safety, memeihara kesehatan mental dan fisik.
g.      Obsolescence prevention, mencegah menurunnya kemampuan pegawai.
h.      Personal growth, pertumbuhan kemampuan personel secara individu pegawai.
5.      Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
Tiptoherijanto (2000:4) mengemukakan sebagai berikut: human resource development for government officer is started since the recruitment until the end of their service as government officer”. Berdasarkan uraian tersebut di atas, berikut ini dapat dikemukakan bahwa sebelum rekrutmen, ada tahap penyusunan formasi yang dasarnya adalah pemetaan jabatan yang menekankan dua sisi, yaitu berapa karyawan/ pegawai dan tugas-tugasnya apa.
6.      Evaluasi Pengembangan Sumber Daya Manusia ?
a)      Organisasi terhadap proses
b)      Evaluasi terhadap hasilmya
7.      Masalah-masalah MSDM ?
a)      Aspek ekonomi dan aspek human tenaga kerja
b)      Problem sosial
8.      Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Menurut Martoyo (1994: 60), manfaat atau faedah suatu program pngembangan SDM pegawai dalam suatu organisasi, yang jelas adalah dengan pengembangan pegawai tersebut pegawai lebih mudah melaksanakan tugasnya, sehingga akan lebih positif dalam menyumbang tenaga dan pikiran bagi organisasi.
9.      Peranan MSDM Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan?
peranan MSDM dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain adalah sebagai berikut:
5)      Berperan dalam meningkatkan kompetensi personil sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan profesi.
6)      Berperan dalam upaya pembinaan dan pengembangan personil, yakni melalui pendidikan dan pelatihan , maupun secara mandiri.
7)      Berperan dalam mempertahankan kontribusi personil dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Berperan dalam melindungi hah-hak personil, baik berupa gaji, perlindungan kesehatan, dan kesejahteraan lainnya
B.     SARAN
Demikianlah makalah kami buat, semoga bermanfaat bagi semuanya. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan pembahasan makalah ini kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk lebih baiknya makalah yang kami buat selanjutnya. Trimakasih




DAFTAR PUSTAKA
Komang ardana, Ni wayan mujiati,dkk,  Manajemen Sumber Daya Manusia, 2012, Yogyakarta: Graha Ilmu
Tulus, Moh Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1993, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, 2009, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2013, Jakarta : Rajawali Pers

T. Sulistiyani Rosidah, Ambar, Manajemen Sumber Daya Manusia, 2013, Yogyakarta : graham ilmu
Budi Catika Yuli, Sri,  Manajemen Sumber daya Manusia, 2005, Malang : UMM Press 
Muhadjir, Noeng, Kebijakan dan Perencanaan Sosial Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2000, Yogyakarta: Rake Sarasin
Syukur, Fatah, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan , 2012, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra



[1] Komang ardana, Ni wayan mujiati,dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 91-92
[2] Drs. Moh Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 88-89
[3] Komang ardana, Ni wayan mujiati,dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 91
[4] Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009), hlm.229
[5]M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 5
[6] M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 8
[7]Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 226-228
[8] Moh Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 101-102
[9] Ambar T. Sulistiyani Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia ,(Yogyakarta : graham ilmu, 2003),hlm 178-179
[10]Ambar T. Sulistiyani Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta : graham ilmu, 2003),hlm 183
[11]Sri Budi Catika Yuli, SE., MM , Manajemen Sumber daya Manusia (Malang : UMM Press, 2005), hlm 88
[12] Komang ardana, Ni wayan mujiati,dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 92
[13]M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm.57
[14]M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm.28-38
[15] Komang ardana, Ni wayan mujiati,dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 103
[16] Noeng Muhadjir, Kebijakan dan Perencanaan Sosial Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), hal 4-9
[17]Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009), hlm.233
[18]M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm.46
                [19] Dr. H. Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan ,(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,2012)
                [20]Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia,...hlm. 61-65
                [21]Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012),hlm 110-113,

No comments:

Post a Comment